Sleman - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Univeritas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta (UPNVY) memperkenalkan budaya Indonesia ke kancah internasional melalui kegiatan Autumn Course 2022 bertajuk “Remarkably Revived”. Kegiatan berlangsung secara daring melalui platform Zoom Meeting pada 12-14 September 2022 .

Autumn Course merupakan kegiatan tahunan FISIP UPNVY yang telah diadakan sejak tahun 2021. Kegiatan ini dirancang bagi mahasiswa untuk belajar tentang budaya, pariwisata, dan media di Indonesia melalui beberapa kursus. Adapun, kegiatan tahun ini diikuti oleh mahasiswa yang berasal dari 7 negara yakni Rusia, Belarus, Vietnam, Filipina, Malaysia, Pakistan, dan Indonesia.

Dalam sambutannya, Prof. Dr. Mohamad Irhas Effendi, M.Si., selaku Rektor UPNVY berharap peserta  mendapatkan pengalaman saling mengenal antar budaya terutama budaya Indonesia, khususnya Yogyakarta. Disamping itu, Rektor juga mengajak seluruh peserta untuk berpartisipasi dalam memulihkan dunia pasca pandemi Covid-19.

Dekan FISIP UPNVY, Dr. Dra. Machya Astuti Dewi, M.Si. turut menyampaikan sambutannya  pada acara ini. “Autumn Course merupakan kegiatan tahunan yang dilaksanakan agar para peserta bisa mendapatkan pengalaman untuk meng-eksplor Indonesia dan Yogyakarta. Meskipun kegiatan ini hanya dapat dilaksanakan secara daring karena kondisi Covid-19, kami berusaha merencanakan, mengimprovisasi, mengadaptasi, dan inilah hasil kami, mencoba menyajikan pengalaman virtual yang tak terlupakan,” ungkap Machya.

Hadir sebagai pembicara Dave Jephcott selaku konten kreator channel Youtube Londokampung, Dr. Eko Supriyanto, M.F.A, selaku koreografer dan founder Solo Dance Studio, Dr. Ruby S. Hechanova selaku Dosen dan Ketua RD&E Technical Working Group di Sultan Kudarat State University Filipina, serta pembicara yang merupakan akademisi UPNVY yaitu Dr. Saptopo Bambang Ilkodar, Prayudi, Ph.D, dan Dr. Adi Soeprapto, M.Si.

Sebagai informasi, kegiatan tahun ini dikemas dalam 3 bentuk kegiatan yakni bincang internasional, kegiatan partisipatif dan travel virtual. Adapun, kegiatan bincang internasional dibagi dalam 3 hari yang berbeda. Hari pertama membahas mengenai akulturasi kultural pada era digital, dilanjutkan pengenalan warisan Indonesia kepada dunia, dan diakhiri pembahasan mengenai kebangkitan pariwisata pada masa setelah pandemi.

Berbeda dengan bincang internasional, pada kegiatan partisipatif peserta dipandu agar dapat terlibat untuk mempelajari seni Indonesia termasuk kuis pengetahuan budaya Indonesia, melukis topeng tradisional, dan tantangan berbicara bahasa Jawa belajar tentang metode tradisional membatik. Selanjutnya untuk mengenalkan destinasi dan aktivitas wisata, peserta diajak mengikuti travel virtual yang menyoroti tempat-tempat wisata menarik di Yogyakarta dan sekitarnya.