KSM AVIKOM UPN VETERAN YOGYAKARTA SUKSES MENGGELAR PARADE FILM AVIKOM 2022 “OBSCURA : BREAK THROUGH CINEMA”

  • Rabu 30 Maret 2022 , 11:15 AM
  • Oleh : Dewi
  • 1322
UPN VETERAN Yogyakarta

Sleman—Kelompok studi mahasiswa (KSM) Audio Visual Komunikasi (Avikom) Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta sukses menggelar Parade Film Avikom (PFA) 2022 pada Sabtu (26/03/22). Rangkaian acara terdiri dari workshop dan launching empat film karya anggota KSM Avikom. Konsep yang diusung dalam pelaksanaan acara ialah hybrid, yaitu menggabungkan pertemuan online melalui platform zoom dan pertemuan offline di art space & coffe shop Sarang Building 1.

Dalam sambutannya, Anastasia Salsa Dianthea ketua panitia acara PFA 2022 menyampaiakan harapannya atas pelaksanaan acara ini. “Saya dan anggota Avikom berharap lewat acara ini kami dapat  memberikan ruang apresiasi, tempat diskusi, serta penyampaian pesan oleh film maker kepada masyarakat dan juga penonton pada malam hari ini,” ujarnya. Anastasia juga berharap bisa memperkenalkan Avikom secara lebih luas tidak hanya di daerah Yogyakarta saja tetapi juga di daerah Jawa dan juga beberapa bagian di Indonesia, sehingga karya-karya ini bisa mengharumkan nama Avikom dan juga nama UPN Veteran Yogyakarta.

Tema besar yang diangkat pada acara ini ialah “OBSCURA: Break Through Cinema”. Obscura sendiri merupakan jenis suatu kamera berbentuk ruang gelap dengan lubang kecil yang menjadi tempat cahaya untuk masuk dan mereflesikan gambar secara terbalik. Gelap dan terang menjadi elemen utama dalam kamera untuk menghasilkan gambar. Melalui dua elemen tersebut seseorang dapat melihat serta mendefinisikan fenomena yang diangkat oleh kamera. Perumpamaan tersebut dimaknai bahwa dalam sinema seseorang dapat dengan bebas mengekspresikan pikiran maupun sudut pandang secara jujur, lugas, dan indah. Medium film tidak hanya dapat digunakan untuk menampilkan masalah yang terjadi namun juga menjadi ajang untuk solusi.

Acara diawali dengan pelaksanaan workshop yang diadakan dalam dua sesi. Sesi pertama menghadirkan pembicara bernama Greg Arya sebagai seorang editor film, materi yang dibawakan ialah tentang “Intro To Storytelling Trough Cinema”. Lalu sesi kedua diisi dengan penyampaian materi oleh Gerry Junus sebagai programmer dan curator film yang membawakan materi tentang “Connecting Film With Audience” dengan bahasan seputar proses distribusi film. Setidaknya terdapat tiga sasaran dari acara ini yaitu masyaratkat umum pecinta film, anggota komunitas film di Yogyakarta, serta mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta.

Acara dilanjutkan dengan launching film yang juga diadakan dalam dua sesi. Sesi pertama menampilkan tiga film sebagai ajang unjuk diri karya sineas muda anggota aktif Avikom angkatan 2021. Terdapat tiga film baru yang diluncurkan yaitu Ciri Wanci karya Duhita Tsabita, Dibui Birahi karya Jesica Nindita, serta Pinarak karya Angkop Sekar. Melalui pandangan mikroskop, para sineas merepresentasikan serta menampilkan sudut pandang mereka mengenai ketahanan diri terhadap tekanan sebagai pemaknaan terhadap tema yang diangkat yaitu repression. Repression sendiri dimaknai sebagai bentuk pertahanan diri terhadap segala bentuk ancaman yang sangat traumatis dan memicu kecemasan. Konsep ini berangkat dari sebuah isu bahwa konflik psikologis dalam diri setiap manusia merangsang tindakan apakah seseorang harus bertahan, menyerah, atau melawan keadaan.

Acara dilanjutkan dengan pelaksanaan sesi kedua yang menampilkan sebuah film berjudul Omah-omah karya Rafika Ilma sebagai persembahan akhir dari kepengurusan Avikom tahun 2018. Tema yang diangkat yaitu sweet and sour yang merupakan perumpamaan dari asam dan manisnya kehidupan dalam keluarga. Film ini menyajikan gambaran bahwa dalam sebuah keluarga, apapun halangan dan rintangan harus dihadapi bersama. Hal ini dikarenakan konflik antar anggota tidak mungkin dapat dihindarkan. Sutradara film ini berharap agar penonton dapat memahami arti dari ikatan keluarga, bahwa seburuk-buruknya keluarga merekalah yang akan selalu ada dan mencintai anggota keluarganya dengan tulus.

Kedepannya, para sutradara memiliki keinginan agar film yang mereka garap dapat diikutsertakan kedalam perlombaan maupun festival film. Adapun untuk pendistribusian film ini tidak akan ditangani langsung oleh sutradara melainkan oleh divisi karya Avikom yang memiliki tanggung jawab dalam pendistribusian karya.

Previous Next